PANTAUNEWS – Dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat, Dra. Hj. Wardatul Asriah, MBA, Anggota DPR RI Komisi VIII, menyelenggarakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI di Cibitung, Bekasi pada tanggal 24 Februari 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat setempat dengan antusiasme tinggi, terutama karena adanya sesi interaktif berhadiah doorprize bagi peserta yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan.
Pada sambutannya, Bunda Dra. Hj. Wardatul Asriah, MBA, menekankan pentingnya 4 Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Beliau menyoroti bagaimana perempuan memiliki peran strategis dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan, baik dalam lingkungan keluarga, sosial, maupun politik.
“Perempuan adalah penjaga moral bangsa, yang mendidik generasi penerus dengan nilai-nilai Pancasila. Kesetaraan gender dalam berbagai bidang kehidupan harus terus diperjuangkan demi Indonesia yang lebih maju,” ujarnya.
Bunda Dra. Hj. Wardatul Asriah juga menyoroti pergeseran budaya dari zaman dulu ke zaman sekarang. Menurutnya, modernisasi dan globalisasi membawa perubahan dalam pola pikir dan gaya hidup masyarakat, yang terkadang berpengaruh terhadap nilai-nilai tradisional dan kebangsaan.
“Di era digital ini, kita harus semakin bijak dalam menyaring informasi dan mempertahankan budaya asli Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujarnya.
Beliau mengajak masyarakat, terutama perempuan, untuk tetap menjaga identitas budaya dan mengajarkannya kepada generasi penerus. Memahami dan mengimplementasikan 4 Pilar Kebangsaan menjadi kunci dalam mempertahankan budaya di tengah arus globalisasi.
Setelah sambutan, sesi dilanjutkan dengan paparan dari Bapak Ali Rido, S.Pd., M.I.P., selaku Ketua KPUD Bekasi. Beliau membahas keterkaitan antara 4 Pilar Kebangsaan dan proses demokrasi di Indonesia.
Dalam paparannya, ia menekankan bahwa nilai-nilai kebangsaan harus tercermin dalam setiap proses pemilu, termasuk meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya perempuan. “Perempuan memiliki hak suara yang sama dan perlu didorong untuk berperan aktif dalam politik agar demokrasi semakin inklusif,” jelasnya.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait implementasi 4 Pilar dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa peserta juga membagikan pandangan mereka tentang peran perempuan dalam membangun bangsa. Sesi interaktif ini semakin semarak dengan adanya doorprize yang diberikan kepada peserta yang aktif.
Kegiatan ini berhasil memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai pentingnya 4 Pilar Kebangsaan. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, terutama perempuan, nilai-nilai kebangsaan dapat terus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Reporter: Yz/Jauhari
Editor: Joe