Karawang Catat 40 Warga Non-Muslim Jadi Mualaf di Tahun 2023-2024

0
Proses Pembimbingan dan Pendampingan Mualaf oleh Wakil Ketua MUI Karawang H.Yayan Sopian (foto: Iwan s)

PANTAUNEWS – Sepanjang tahun 2023-2024, sebanyak 40 warga non-Muslim di Kabupaten Karawang memutuskan untuk memeluk agama Islam dan menjadi mualaf. Dari jumlah tersebut, 30 orang di antaranya adalah laki-laki, sedangkan 10 orang lainnya perempuan.

Mereka datang dari berbagai latar belakang, dengan mayoritas berusia antara 40 hingga 60 tahun, meskipun ada juga sejumlah pelajar SMP dan SMA yang memilih jalan ini.

Proses menjadi mualaf di Karawang tidaklah instan. Mereka menjalani pembimbingan dan pendampingan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang sebelum akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat.

Wakil Sekretaris MUI Karawang, H. Yayan Sopian, SAg., yang bertindak sebagai pembimbing pada proses ikrar mualaf, menjelaskan bahwa selain warga Karawang, ada pula sejumlah warga asing yang memutuskan untuk memeluk Islam. Di antara mereka, terdapat warga dari Tiongkok, Korea, Thailand, Jepang, dan Hong Kong.

“Sebagian besar memang berasal dari Karawang, namun ada juga yang berasal dari luar negeri. Alhamdulillah, mereka semua memutuskan untuk mengikuti petunjuk Allah,” ujar H. Yayan pada Rabu, 19 Februari 2025.

H. Yayan menjelaskan bahwa seseorang dapat sah menjadi mualaf setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan dua saksi dari kalangan ulama setempat dan pengurus MUI.

Selain itu, mereka wajib menyerahkan KTP atau paspor, terutama bagi warga asing, serta menyatakan bahwa keputusannya untuk memeluk Islam adalah pilihan bebas tanpa adanya paksaan.

Bagi pelajar yang masih di bawah umur, izin orang tua pun diperlukan. Bagi laki-laki yang belum menjalani khitan, mereka diwajibkan untuk melakukannya sesuai dengan syariat Islam, dan MUI Karawang akan memberikan sertifikat mualaf setelah proses khitan selesai.

Meski alasan para mualaf untuk memeluk Islam beragam ada yang berasal dari keluarga Muslim, ada pula yang merasakan ketenangan batin setelah mendengarkan ceramah Islam yang H. Yayan menegaskan bahwa hidayah adalah anugerah yang patut disyukuri.

“Baik mereka yang berasal dari keluarga Muslim maupun mereka yang menemukan ketenangan dalam Islam, kami di MUI selalu merasa bersyukur dan bahagia setiap kali ada saudara baru yang memilih Islam sebagai agama mereka,” tambahnya.

Untuk memberikan pembinaan yang berkelanjutan, MUI Karawang juga memiliki wadah khusus bernama Mualaf Center. Wadah ini dirancang untuk memberikan layanan dan pembinaan intensif kepada para mualaf.

“Mualaf Center ini memang bagian dari MUI yang secara khusus menangani urusan para mualaf, agar mereka bisa lebih memahami Islam dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tutup H. Yayan.

Dengan hadirnya Mualaf Center, diharapkan proses adaptasi para mualaf berjalan lancar, dan mereka dapat menjadi bagian yang lebih kuat dalam komunitas Muslim di Karawang.

Reporter: Is/Jauhari
Editor: Joe

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini